Warga Tanjungpinang Ady Indra Pawennari, punya cerita sukses. Ia berhasil menanam padi di pekarangan rumah miliknya.
Rumah Ady di Jalan WR Supratman Gang Nusantara I Tanjungpinang ini, mempunyai pekarangan yang cukup luas untuk menanam berbagai tanaman termasuk padi.
Pekarangan bekas tambang bauksit tempat Ady menanam padi tidak besar, hanya 9×4 meter. Namun, padi yang ia tanam, tumbuh subur.
Baca Juga: Local Pride, Anak Tanjungpinang Jadi Peneliti Teknologi di Jepang
Ady menanam padi berjenis varietas CL 220. Ia mendapat benih padi itu dari Sulawesi Selatan. Saat ini sudah berumur 95 hari.
Padi jenis varietas CL tersebut, biasanya akan panen jika telah berumur 100 hari. Jadi menurut Ady, beberapa hari lagi akan panen.
Nantinya, ia mengolah hasil panen untuk kebutuhan makan sendiri. Tidak lagi membeli beras dan bisa makan menggunakan padi yang ia tanam sendiri.
Cerita Sukses Menanam Padi di Tanah Bekas Tambang Bauksit
Menurutnya Ady, Tanjungpinang terkenal bertanah bauksit dengan struktur yang keras dan bebantuan.
Oleh karena itu, sebagian orang menilai tanah bebatuan seperti itu, sangat sulit untuk menanam padi.
Oleh sebab itu pula, Ady mengesampingkan penilaian tersebut. Ia mencoba menanam padi di pekarangan rumah miliknya yang merupakan tanah bauksit.
Ady hanya ingin membuktikan bahwa tanah yang keras dan bebatuan itu, bisa untuk menanam padi dengan teknologi tertentu.
Baca Juga: Es Krim Jagung Legendaris, Nostalgia Camilan Khas Tempo Dulu
Ady menggunakan inovasi serbuk kelapa atau terkenal dengan sebutan cocopeat. Tanah berwarna merah dan keras di pekarangan rumah, ia beri cocopeat.
Cocopeat mudah menyerap dan menyimpan air yang cukup lama. Jadi saat musim kemarau, cocopeat membantu untuk melembabkan tanah.
Sehingga padi yang Ady tanam, dapat tumbuh subur, meskipun di atas tanah berstruktur bauksit yang keras dan bebatuan itu.
Bahkan ia tidak menggunakan pupuk khusus untuk menyuburkan padi yang ia tanam. Ady hanya menggunakan pupuk biasa sama dengan petani lainnya.