Dakwah sambil berkisah atau bercerita, dapat memotivasi anak-anak menjadi lebih baik. Juru kisah Amrie Poerbha Yogya Sayektie melakukannya.
Menurut Kak Aam panggilan akrabnya, belajar sambil bermain, apalagi belajar sambil mendengarkan cerita atau kisah inspirasi, merupakan sebuah motivasi.
Berkisah atau mendongeng menjadi sarana dakwah yang menyenangkan. Sehingga dapat menyampaikan ajaran agama atau nilai-nilai kebaikan kepada anak-anak.
Menyampaikan cerita dengan cara yang menyenangkan, membuat anak-anak menikmati cerita tersebut. Anak-anak juga menyukai metode belajar tersebut.
Tidak hanya itu, anak-anak juga dapat mencerna pesan-pesan yang positif dari sebuah cerita atau dongeng yang dikisahkan oleh juru kisah.
Menurut Kak Aam, dakwah juru kisah mampu membentuk anak yang akhlak dan berkarakter melalui sajian kisah islami maupun dongeng tentang kebaikan.
Cerita Islami seperti kisah nabi, kisah di Alquran serta cerita fiksi Islami, dapat memotivasi anak-anak sehingga dapat membentuk karakter yang baik.
Selain itu, menjadi motivasi untuk menyiapkan masa depan anak-anak. Bahkan anak-anak dapat mencontoh serta mengubah perilakunya secara positif dalam keseharian.
Kisah Islami juga meningkatkan keimanan anak-anak. Sehingga bercerita juga menjadi sarana komunikasi yang positif bagi orang tua untuk menyampaikan pesan moral kepada anaknya.
Mengenal Juru Kisah atau Juru Cerita
Kak Aam mengatakan, dirinya mulai menjadi juru kisah saat berada di kampung halamannya di Yogyakarta.
Saat itu, ia bergabung dengan komunitas Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia yang mengajar anak-anak mengaji sambil berkisah.
Sejak hijrah ke Tanjungpinang, ia langsung melakukan kegiatan bercerita ini dengan berkeliling ke sekolah, masjid, perumahan dan Pondok Pasantren (Ponpes).
Dalam berkisah, ia memiliki visi dan misi untuk membentuk karakter anak-anak menjadi lebih baik ke depannya. Tentunya tetap ikhlas dan semangat saat berkisah.
Baca Juga: Cerita Muhammad Taher, Puluhan Tahun Bergelut dengan Sampah
Oleh karena itu, kegiatan berkisah mendapat respon yang baik di tengah masyarakat. Anak-anak pun berekspresi menerimanya dengan senang hati.
Pengurus Ponpes Al Adzkia Tanjungpinang ini mengatakan, dengan berkisah dapat mengubah perilaku anak yang mendengarkan menjadi lebih baik.
Berkisah dengan nilai nilai islami, membuat anak-anak menerima pesan dengan baik. Memberikan nasehat sehingga anak-anak dapat menerima pesan dengan senang.
Berkisah, menurut Kak Aam, membutuhkan kreativitas, keterampilan tersendiri, improvisasi serta keterampilan meniru suara-suara.
Oleh karena itu, berkisah membutuhkan jam terbang dan pengalaman serta pengalaman berdakwah di depan banyak orang.
Menjadi juru kisah membutuhkan pengalaman tampil di depan umum. Selain itu butuh keterampilan menggunakan meniru suara suara lain agar anak merasa terhibur.
Meskipun demikian, Ustad lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini, mengatakan hingga kini, banyak permintaan dari masyarakat untuk menjadi juru kisah di berbagai tempat.
Semakin banyak orang tua dan guru-guru sekolah, menyadari pentingnya kisah Islami untuk membentuk karakter anak dan remaja.
Baca Juga: Guru Tunanetra Dedikasikan Diri Mengajar Anak Difabel
Sehingga banyak orang tua dan guru yang ingin memberikan pendidikan Islami dengan menceritakan kisah-kisah di Alquran dan kisah Nabi serta kisah lainnya.
Selain menjadi juru kisah, Kak Aam juga aktif memberi pelatihan bagi siapapun yang ingin menjadi juru kisah dan motivator serta pembawa acara.
Ustad yang mahir berbahasa arab ini memberi pelatihan berkisah di Sabarmen Training Centre Tanjungpinang. Bagi yang tertarik dapat menghubungi kontak 0813-6310-0166.
Tidak hanya itu, Kak Aam juga memberikan pelatihan bagi masyarakat dan memberikan motivasi serta kajian Parenting bagi orang tua untuk mendidik anak dengan baik. (Konten Foto)