Es Krim Jagung Legendaris, Nostalgia Camilan Khas Tempo Dulu

Es Krim Jagung Legendaris, Nostalgia Camilan Khas Tempo Dulu
Ahua dengan gerobaknya menjajakan es krim jagung di kawasan Kota Lama Tanjungpinang. (Andri Mediansyah)

Es krim jagung legendaris di Tanjungpinang itu ternyata masih eksis. Ayo nostalgia sejenak bersama camilan khas tempo dulu ini.

Hingga kini es krim jagung masih beredar di Tanjungpinang. Penjualnya adalah seorang warga Tionghoa yaitu Ahua.

Bermodal gerobak dorong berukuran lebih kurang 120 sentimeter x 80 sentimeter, Ahua tetap semangat menjajakan es krim jagung.

Baca Juga: Jual Kerupuk, Perjuangan Seorang Bocah Demi Biaya Sekolah

Uniknya, Ahua melengkapi gerobak es krim jagung miliknya dengan sebuah lonceng sebagai penanda bahwa ia tengah berjualan.

Sesekali, Ahua mengayunkan lonceng berbahan kuningan itu. Suaranya nyaring dan menarik perhatian di antara suara kendaraan.

Jadi, pembeli atau penikmat camilan nan legendaris itu pun mudah mengenali es krim dagangan Ahua.

“Sengaja saya tetap pakai ini (lonceng). Biar orang-orang tahu, kalau suara ini saya lewat jual es krim jagung,” katanya.

Baca Juga: Cerita Muhammad Taher, Puluhan Tahun Bergelut dengan Sampah

Terbukti dengan bunyi lonceng itu, beberapa orang di tempat Ahua melintas, langsung menghentikan langkah Ahua untuk membeli es krim.

Pelanggannya pun tampak sangat menikmati camilan es krim jagung buatan Ahua yang legendaris itu.

Selain itu, Ahua juga melengkapi gerobak khas itu dengan payung membentang yang berfungsi melindunginya tubuhnya dari sinar matahari dan hujan.

40 Tahun Mendorong Gerobak Es Krim

Pada usia 70 tahun, Ahua tetap menjajakan es krim jagung buatannya menyusuri kawasan Kota Lama Jalan Merdeka Tanjungpinang.

Tidak hanya itu, terkadang Ahua juga mangkal di sekolah-sekolah . Target pembelinya adalah para pelajar usai jam sekolah.

Selain itu, Ahua juga terkadang menyusuri komplek perumahan yang ada di Tanjungpinang. Sasaran pembeli es krim tentunya anak-anak.

Meskipun demikian, Ahua masih bersemangat dengan pekerjaan mendorong gerobak es krim yang telah ia geluti sejak 40 tahun silam.

Baca Juga: Semangat Kerja Nenek Saniar Mencari Berkah

Di usia senja itu, Ahua masih terlihat bugar. Tubuh rampingnya lincah menggiring gerobak es krim mengelilingi Kota Tanjungpinang.

Tidak banyak rasa dari es krim olahan Ahua. Hanya satu saja. Es krim dengan rasa berbeda sebut Ahua, ia menjualnya tergantung musim.

“Kalau lagi musim durian, saya jual rasa durian, terkadang rasa mangga. Bermacam-macamlah,” katanya.

Es Krim Jagung Pakai Roti Tawar

Es Krim Jagung Legendaris, Nostalgia Camilan Khas Tempo Dulu
Ahua menunjukkan gerobak dan lonceng khas saat berjualan es krim. (Andri Mediansyah)

Yang membuat es krim buatan Ahua berbeda adalah wadahnya. Ahua menggunakan gelas plastik atau roti tawar. Wadah ini menentukan harga.

Jika pembeli ingin menggunakan wadah gelas plastik, Ahua menjualnya dengan harga Rp8 ribu.

Jika pembeli ingin membeli es krim menggunakan roti tawar, maka harganya Rp7 ribu saja. Pembeli tinggal pilih.

Baca Juga: Perempuan Penarik Becak, Ikhlas Penuhi Kebutuhan Keluarga

Berdagang es krim sejak usia 30 tahun, Ahua sudah sangat familiar dan terkenal di kalangan masyarakat baik anak-anak maupun orang dewasa.

Setiap hari, Ahua mengaku menjajakan es krim mulai pukul sebelas siang, setelah ia selesai membuatnya sejak pagi hari.

Pada gerobak khas milik Ahua, terdapat wadah aluminium berbentuk bulat. Wadah itu setinggi 80 sentimeter untuk menampung es krim olahannya.

Baca Juga: Guru Tunanetra Dedikasikan Diri Mengajar Anak Difabel

Setiap harinya, Ahua mengisi wadah bulat itu denga es krim buatannya. Ia sengaja mengisi wadah itu hanya separuh dan tidak penuh.

Hal ini sebut Ahua, untuk menjaga kualitas. Jika mengisi wadah hingga penuh es krim, maka akan mengurangi kualitas dan rasa es krim itu sendiri.

Menurut Ahua, jika ia mengisi wadah hingga penuh, maka lama-kelamaan es krim mudah mengeras seperti es batu.

“Kalau separuh saja, teksturnya akan tetap lembut,” sebut Ahua.

Baca Juga: Jasa Servis Jam Tangan ‘Pak Achyar’, Melegenda Sejak 1966

Dari jam sebelas siang, Ahua biasanya berjualan es krim hingga pukul enam sore. Jika terjual habis, Ahua mendapat keuntungan bersih rata-rata Rp200 ribu.

Dari berdagang es krim itu, Ahua mengaku dapat menyekolahkan dua anaknya hingga selesai.

“Dua anak saya sudah selesai sekolah. Tidak kuliah. Mereka sudah kawin (menikah). Saya pun sudah punya cucu,” tutup Ahua.

Demikian cerita Ahua, sang pedagang es krim jagung yang merupakan camilan khas legendaris di Kota Tanjungpinang. (Konten Foto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *