
Grup musik Staman Pulau Penyengat, merupakan salah satu band yang mengusung musik Melayu di Kepulauan Riau.
Grup musik Staman Pulau Penyengat, kini eksis melestarikan dan memainkan musik Melayu yang menjadi warisan budaya di Tanjungpinang Kepulauan Riau.
Tidak banyak musisi muda di Tanjungpinang, Kepulauan Riau yang memainkan musik bergenre melayu modern dan musik ghazal.
Namun lain halnya dengan sekumpulan musisi muda asal Pulau Penyengat yang menamakan grup mereka dengan Staman Pulau Penyengat.
Baca Juga: Musik Ghazal, Orkestra Seni Melayu Tradisional Kepulauan Riau
Grup para musisi muda Melayu ini bermarkas di Pulau Penyengat, Tanjungpinang ini, berdiri tahun 2014.
Inisiatif pembentukan grup musik melayu ini, bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan musik Melayu yang perlahan mulai memudar.
Selain itu, grup musik ini menjadi wadah atau tempat berkumpul serta mengembangkan potensi pemuda Melayu dalam bermusik.
Baca Juga: Musik Melayu Modern, Punya Karakter Khas dan Nuansa yang Unik
Tujuan lain keberadaan grup Staman Pulau Penyengat adalah mengajak musisi muda agar aktif dan kreatif berkarya dalam dunia musik.
Adanya Staman Pulau Penyengat juga bertujuan memperkenalkan musik Melayu modern kepada masyarakat lokal, nasional maupun internasional.
Keberadaan Staman Pulau Penyengat ini juga membantu musisi muda Melayu agar tidak terjerumus hal hal buruk dan hal negatif.
Memainkan Musik Melayu Modern dan Musik Ghazal
Grup musik Staman Pulau Penyengat memainkan berbagai jenis musik. Namun fokusnya adalah musik Melayu modern dan musik ghazal.
Grup ini sering membawakan lagu-lagu Melayu asli seperti Tanjung Katong, Serampang laot, Suri Perdana dan lainnya.
Tidak hanya itu, Staman Pulau Penyengat juga mengaransemen berbagai genre musik sehingga bernuansa Melayu modern yang unik.
Staman Pulau Penyengat juga menggabungkan musik Melayu asli dan musik modern dengan konsep zapin, joget, makyong, inang dan raggae.
Baca Juga: Musik Alternatif Rock, Pionir Berkembangnya Genre Musik Dunia
Dalam bermusik, grup musik Staman Pulau Penyengat menggunakan berbagai alat musik tradisional dan modern.
Mulai dari gitar, bass, biola, akordion, suling, kajon, gendang bebano, darbuka, champ, cabasa dan tamborin.
Selain itu, vokal cengkok Melayu berpadu dalam alunan musik bernuansa Melayu asli, tradisional dan modern.
Staman Pulau Penyengat yang Berprestasi

Awalnya grup Staman Pulau Penyengat ini, mempunyai anggota sebanyak 30 musisi yang terdiri dari pemuda Melayu.
Anggota dan musisinya mulai dari pelajar, mahasiswa dan pekerja ikut bergabung dalam grup musik Staman Pulau Penyengat.
Namun dengan alasan tertentu, kini grup musik melayu ini resmi beranggotakan 12 musisi yang memainkan berbagai alat musik.
Formasinya yaitu Reki (Seruling). Zulham (bass). Edi (gitar). Zulfianda (bebano). Razif (akordion). Shafur (darbuka).
Selanjutnya, Kicen (drum). Elan (tamborin). Robi (vokal). Rina (vokal) dan Nanda (vocal) serta musisi additional (biola).
Baca Juga: Penulis Lagu Asal Tanjungpinang, Eksis di Kancah Musik Indonesia
Selain eksis, grup Staman Pulau Penyengat juga meraih banyak meraih prestasi dalam dunia musik Melayu.
Grup Staman Pulau Penyengat pernah meraih juara satu Festival akustik Musikalisasi Gurindam 12 Kedai kopi Maryam Tanjungpinang tahun 2014.
Selain itu, Staman Pulau Penyengat juga meraih juara tiga dan juara favorit pada Festival Akustik Religi O Nine Radio Tanjungpinang pada tahun 2014.
Mempunyai tekad dan niat, Staman Pulau Penyengat berhasil meraih prestasi. Meskipun demikian, tetap bekerja keras untuk mengukir prestasi.
Baca Juga: Band Rock Legendaris Tanjungpinang, Bintang 5 yang Melegenda
Para musisinya berharap, keberadaan Staman Pulau Penyengat ini dapat terus berkembang dan terus eksis di belantika musik tanah air.
Musisi Staman Pulau Penyengat juga mempunyai keinginan agar bisa terus eksis dan melebarkan sayap hingga ke mancanegara.
Cita-cita ini bertujuan untuk memperkenalkan musik melayu hingga ke jagat musik dunia agar budaya Melayu tak hilang di bumi.
Sekedar informasi, seorang profesor dari Australia pernah menjadikan genre musik Melayu Staman Pulau Penyengat sebagai bahan penelitian di Australia. (*)