Jembatan Dompak termasuk jembatan terpanjang di Kepulauan Riau. Selain itu, termasuk salah satu yang terpanjang di Indonesia.
Membentang sepanjang 1,5 Kilometer, Jembatan Dompak Tanjungpinang termasuk yang terpanjang kedua setelah Jembatan Nasional Suramadu.
Jembatan Dompak berdiri kokoh dengan fondasi kuat yang berada di dasar laut yang memisahkan dua pulau.
Jembatan megah yang terletak di Tanjungpinang ini, menghubungkan dua pulau di Kepulauan Riau yaitu Pulau Bintan dan Pulau Dompak.
Baca Juga: Destinasi Wisata Edukasi Tanjungpinang Ada di Lorong Bintan
Menghubungkan area komplek pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau di Pulau Dompak dengan Kota Tanjungpinang yang berada di Pulau Bintan.
Tak hanya itu, selain sebagai penghubung, berbagai ornamen khas Melayu dan fasilitas umum melengkapi kemegahannya.
Pada bagian ujungnya, yang berada di area Tanjungpinang, ornamen cantik berbentuk kapal layar turut menghiasi keindahannya.
Pada bagian ujung yang berada di area Pulau Dompak, taman bunga serta ornamen berbagai pulau-pulau berbentuk bulat turut menghiasi.
Baca Juga: Tempat Kuliner Malam Legendaris di Tanjungpinang Bernama Akau
Tidak hanya itu, terdapat jalur pejalan kaki, jalur olahraga serta tempat bersantai untuk menikmati keindahan dan kemegahan Jembatan I Dompak ini.
Setiap sore hari, masyarakat Tanjungpinang berbondong-bondong datang hanya untuk melepas lelah dan berolahraga di area jembatan megah ini.
Kini, Jembatan Dompak menjadi salah satu ikon destinasi wisata sekaligus menjadi simbol kebanggaan masyarakat Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Sejarah Pembangunan
Merangkum berbagai sumber bacaan, pembangunannya melalui berbagai rintangan dan mempunyai sejarah tersendiri.
Pertama kali, mantan Gubernur Kepulauan Riau yaitu Ismeth Abdullah menginisiasi pembangunannya pada awal tahun 2006.
Awalnya, dua lokasi yakni di area Senggarang Tanjungpinang Kota dan Pulau Dompak, menjadi pilihan untuk pembangunannya.
Namun dengan berbagai pertimbangan, Pulau Dompak Kecamatan Bukit Bestari Tanjungpinang, terpilih menjadi lokasi pembangunan.
Baca Juga: Keindahan Tanjungpinang dari Ketinggian dan Sudut Berbeda
Setelah memutuskan lokasi pembangunan, pemerintah kemudian menyusun perencanaan pembangunan awal pada tahun 2007.
Tidak hanya itu, pemerintah merencanakan pembangunan dua jembatan lainnya menggunakan tiga paket yaitu I, II, dan III.
Pemerintah saat itu, melakukan perencanaan pembangunan awal Jembatan I, II dan III di pulau Dompak.
Baca Juga: Masjid Nur Ilahi Dompak, Yuk Lihat Kemegahannya
Seiring berjalannya waktu, pembangunan jembatan II dan III selesai terlebih dahulu daripada pembangunan Jembatan I Dompak.
Sedangkan pembangunan Jembatan I terkendala sementara waktu karena adanya masalah pembebasan lahan.
Karena masalah tersebut, pada tahun 2010, pembangunannya sempat terhenti. Kontraktor tidak dapat menyelesaikan pembangunan jembatan.
Pembangunan Jembatan Kembali Tertunda
Kemudian, setelah masalah tersebut teratasi dan dengan berbagai upaya, pemerintah melanjutkan pembangunan.
Pada tahun 2014, mantan Gubernur Kepulauan Riau yaitu Almarhum HM Sani, melanjutkan pembangunan jalan penghubung ini.
Kendala kembali menghampiri pada 2015. Saat proses pembangunan, musibah terjadi. Jembatan I Dompak ambruk di sisi Pulau Dompak.
Meskipun begitu, dengan berbagai upaya mengatasi kendala dan masalah, pemerintah dan kontraktor kembali melanjutkan pembangunan.
Baca Juga: Nostalgia Foto Tempo Dulu, Yuk Lihat Tempat Legendaris di Pinang
Upaya dan kerja keras tersebut membuahkan hasil. Pada tahun 2016, pengerjaan pembangunan selesai tepat waktu.
Setelah selesai, pemerintah merencanakan nama resmi. Nama Hang Tuah muncul. Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri menyetujui nama tersebut.
Kemudian pengusulan nama berganti menjadi Jembatan HM Sani. Hal ini untuk menghormati jasa dan dedikasi Almarhum HM Sani terhadap pembangunan di Kepulauan Riau.
Baca Juga: Senja di Tepi Laut Tanjungpinang, Suasana yang Tak Terlupakan
Pada tahun 2017, pembangunan telah sempurna. Akhirnya, pemerintah Provinsi Kepulauan Riau meresmikan penggunaan jembatan.
Pada era Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun, kembali mengusulkan pergantian nama menjadi Jembatan Sultan Mahmud Riayat Syah.
Meskipun berbagai nama resmi disematkan, namun masyakarat tetap menyebutnya dengan sebutan Jembatan Dompak. (*)