kontenfoto.com – Jual kerupuk menjadi kisah perjuangan hidup seorang bocah SMP demi biaya sekolah dan membantu meringankan beban orang tuanya.
Kebutuhan hidup semakin hari kian mahal. Membuat seorang bocah harus bekerja keras dalam mencari nafkah membantu orang tuanya.
Banting tulang jual kerupuk demi biaya sekolah. Melakukan hal yang halal demi membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Baca Juga: Perempuan Penarik Becak, Ikhlas Penuhi Kebutuhan Keluarga
Bocah tersebut bernama Muhammad Rizki yang berusia 14 tahun. Masih duduk di kelas 7. Bersekolah di SMPN 4 Tanjungpinang.
Saat bocah lain seusianya menikmati kehidupan, Rizki begitu panggilannya, harus merasakan kerasnya kehidupan. Ia rela jual kerupuk demi meringankan beban keluarga.
Meskipun masih berusia 14 tahun, namun pemikirannya seperti orang dewasa. Ia pun ikhlas jual kerupuk demi membantu orang tua dan tiga adik perempuannya.
Baca Juga: Semangat Kerja Nenek Saniar Mencari Berkah
Rizki mengaku hanya ingin membantu ibu, nenek dan adik-adiknya. Tidak ada paksaan sedikitpun untuk jual kerupuk. Ia hanya tidak ingin menyusahkan orang tuanya.
“Gak ada dipaksa, Rizki yang mau bantu orang tua, nenek dan adik-adik,” katanya.
Meskipun demikian, pemikirannya begitu mulia. Hatinya begitu murni tanpa paksaan. Jual kerupuk buatan nenek dan ibu tercinta demi menggapai cita-cita.
Walaupun jual kerupuk, Rizki mengaku tetap berbesar hati dan tidak merasa malu dengan teman-temannya. Menurutnya menjual kerupuk adalah hal yang baik.
“Gak malu, karena jual jual kerupuk kan untuk nabung, untuk (biaya) sekolah,” kata Rizki.
Jual Kerupuk Usai Pulang Sekolah
Usai pulang sekolah, Rizki langsung berkeliling jalan kaki menyusuri jalan jual kerupuk di sekitar tempat tinggalnya di Batu 5 Tanjungpinang.
Rizki mengaku setelah pulang sekolah, ia pun langsung bergegas mengambil beberapa bungkus kerupuk yang telah disiapkan oleh neneknya.
Tiap harinya usai pulang sekolah, Rizki jual kerupuk di kawasan Batu 5 dan sekitarnya. Dengan penuh tekad, Rizki pun melangkahkan kakinya berjualan.
Setelah lelah berkeliling, Rizki biasa mangkal di Jalan Damai Tanjungpinang. Ia menggantung beberapa bungkus kerupuk di pagar Ruko yang tidak berpenghuni.
Dengan sabar dan tekun, Rizki duduk sambil menunggu pembeli untuk membeli kerupuk buatan ibu dan neneknya itu.
Terkadang, beberapa temannya menghampiri dan menemani Rizki jual kerupuk sambil bermain dan bercanda tawa.
Baca Juga: Cerita Muhammad Taher, Puluhan Tahun Bergelut dengan Sampah
Ada beberapa kerupuk berbagai rasa yang ditawarkan. Rizki menjual dengan harga Rp 5 ribu per bungkusnya. Tentunya enak dan gurih.
Selain itu, Rizki mengaku mendapat untung. Terkadang kerupuknya tidak habis terjual. Namun ia tak kecewa. Keesokan harinya, Rizki pun kembali menjual kerupuk.
“Uang hasil jual kerupuk, sebagian tabung, sebagian lagi Rizki memberikannya kepada ibu,” ungkap Rizki.
Baca Juga: Dakwah sambil Berkisah, Motivasi Anak Jadi Lebih Baik
Walaupun menjual kerupuk, Rizki merupakan salah seorang generasi penerus bangsa yang memiliki cita-cita. Rizki mengaku bercita-cita menjadi polisi.
Rizki sangat tidak ingin pada suatu saat nanti, ia dan adik-adiknya putus sekolah karena terkendala biaya. Oleh sebab itu ia pun berjuang untuk menabung demi masa depannya.
Dengan penuh perjuangan dan tekad yang kuat, bocah yatim ini menjual kerupuk buatan keluarganya demi sekolah dan meraih cita-citanya.
Muhammad Rizki Bocah Yatim Pejuang Cuan Demi Biaya Sekolah
Meskipun menjual kerupuk, Rizki tidak lupa akan pendidikannya. Usai menjual kerupuk, ia pun belajar.
Pada malam hari saat berada di rumah, Rizki mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh gurunya.
Keesokan harinya Rizki pun melangkah ke sekolah, belajar menuntut ilmu. Tidak lupa membawa uang jajan dari hasil keringat menjual kerupuk.
Baca Juga: Guru Tunanetra Dedikasikan Diri Mengajar Anak Difabel
Rizki yang merupakan anak sulung ini mengaku ibunya juga bekerja. Ibunda tercintanya itu, bekerja di salah satu rumah makan di Tanjungpinang.
Rizki juga mempunyai tiga adik perempuan yang disayanginya. Ia juga mengaku menabung uang hasil menjual kerupuk untuk jajan adiknya.
Agar suatu saat hari nanti Rizki dapat menggunakan uang tabungan itu untuk biaya sekolah tiga adik perempuannya tersebut.
Siapapun patut meniru cerita perjuangan hidup Muhammad Rizki berjualan kerupuk demi membantu orang tuanya ini.
Siapapun patut meniru semangat dan tekad Rizki mencari nafkah demi biaya sekolah ini. Agar tetap terus bersyukur dalam menjalani kehidupan ini.
Catatan: Rizki tinggal bersama ibu, nenek dan tiga adiknya tinggal di kawasan belakang Kantor Pelni Batu 5 Tanjungpinang. (kontenfoto.com)
Penulis: Yusnadi Nazar