Mengolah Limbah Paralon Bekas Jadi Kerajinan Unik

Mengolah Limbah Paralon Bekas Jadi Kerajinan Unik
Azman Syah mengolah limbah paralon bekas menjadi berbagai suvernir. Konten Foto/Yusnadi Nazar
Mengolah Limbah Paralon Bekas Jadi Kerajinan Unik
Azman Syah mengolah limbah paralon bekas menjadi berbagai suvernir. Konten Foto/Yusnadi Nazar

Mengolah limbah paralon atau pipa bekas pakai merupakan salah satu bentuk kreativitas menciptakan kerajinan yang mempunyai nilai jual.

Kreativitas adalah cara mengapresiasikan diri dengan menggunakan berbagai cara yang merupakan hasil dari ide dan pemikiran.

Seperti membuat kerajinan sehingga menjadi suvenir yang menggunakan limbah paralon bekas pakai.

Barang yang tak terpakai seperti paralon atau pipa bekas bisa berubah menjadi karya seni yang mempunyai nilai jual tinggi.

Azman Syah dengan kreativitasnya membuka Galeri Insan Mulia Handycraft di Perumahan Griya Hang Tuah Permai Blok R Nomor 6 Jalan Ganet Tanjungpinang.

Bacaan Lainnya

Ketekunan dan keuletannya serta kreasinya, Azman mengubah paralon bekas menjadi produk kerajinan unik yang mempunyai nilai jual.

Contohnya seperti tepak sirih, tempat tisu, asbak, miniatur kapal, plakat, kaligrafi, hiasan lampu, sketsa wajah, toples, tempat minuman, vas bunga dan rak sepatu hingga miniatur gedung gonggong.

Proses Membuat Kerajinan Paralon Bakar

Mengolah Limbah Paralon Bekas Jadi Kerajinan Unik
Azman Syah menyelesaikan proses pembuatan paralon bakar. Konten Foto/Yusnadi Nazar

Mengolahnya hanya bermodal potongan paralon bekas, alat pembakar, cat pernis dan alat pemotong seperti gerinda potong dan gergaji ukir.

Semua limbah dapat menjadi hasil karya yang mampu bersaing dan menjadi karya seni yang ekonomis.

Memulai usaha sejak tahun 2015, Azman mengatakan awalnya ia melihat video di youtube yang memperlihatkan cara membuat kerajinan paralon.

Guru SMA Negeri 7 Tanjungpinang ini, memiliki inisiatif untuk mencobanya. Proses pembuatan kerajinan tangan berbahan dasar paralon ini tidaklah sulit.

Namun, kata Azman, tetap membutuhkan ketekunan dan kreativitas tersendiri untuk menciptakan suatu produk kerajinan.

Membuatnya tidaklah rumit. Pengrajin harus memiliki jiwa seni dan butuh ide kreatif dan pemikiran yang matang.

Pada waktu senggangnya, laki-laki kelahiran 44 tahun silam ini, selalu mengumpulkan potongan paralon bekas yang terbuang dan tidak terpakai.

Bahan dasar paralon sangat penting, jadi harus mengumpulkannya terlebih dahulu. Sehingga bagi yang punya paralon bekas bisa menjualnya kepadanya.

Mengolah Limbah Paralon Bekas Jadi Kerajinan Unik
Salah satu kerajinan paralon bakar karya Azman Syah. Konten Foto/Yusnadi Nazar

Setelah bahan terkumpul, guru yang juga penceramah agama ini memulai proses pertama mengolah limbah menjadi kerajinan tangan.

Awalnya ia memotong paralon bekas menjadi beberapa bagian. Kemudian, membakar potongan paralon sesuai kebutuhan.

Selanjutnya, ia mengamplas untuk membuang bagian yang hangus. Sehingga dapat membentuk paralon sesuai pesanan.

Setelah berbentuk, kerajinan paralon bakar ini masuk tahap penyelesaian. Azman mengecat kerajinan tersebut dengan pernis untuk menambah keindahan.

Untuk pengolahan satu jenis kerajinan, membutuhkan waktu satu hingga dua hari tergantung proses dan tingkat kesulitannya.

Harga kerajinan paralon bakar buatan Azman, sangat terjangkau. Mulai dari harga Rp 25 ribu hingga Rp 300 ribu untuk setiap produk kerajinan.

Tidak begitu mahal, sesuai dengan bentuk, keunikan dan motifnya serta tingkat kesulitannya. Begitu kata mantan pengajar SLB Negeri Tanjungpinang ini.

Kerajinan Paralon Bakar Juara Nasional

Salah satu karya dari paralon bekas yaitu Gedung Gonggong. Konten Foto/Yusnadi Nazar

Guru teknologi informatika, kewirausahaan dan kerajinan ini bercerita, ia sering mengikuti lomba kerajinan tangan tingkat lokal maupun tingkat nasional.

Hasil karyanya berhasil menyabet Juara Tiga Pekan Inovasi Nasional 2016 di Padang. Juara Satu Pekan Inovasi 2016 di Tanjungpinang dan Juara Dua Festival Bahari Kepri 2016.

Untuk memasarkan kerajinan buatannya, Azman mengaku menitipkan kerajinan di sejumlah pasar oleh oleh di Tanjungpinang.

Sarjana Pendidikan Islam ini juga selalu mengikuti kegiatan pameran-pameran kerajinan tangan  untuk memperkenalkan produknya.

Menurutnya, dengan mengikuti pameran kerajinan dan seni, banyak khalayak yang mengenal kerajinan tangan buatannya.

Lulusan STAI Miftahul Ulum Tanjungpinang ini menilai, banyak potensi yang dapat digali di Tanjungpinang untuk menghasilkan sebuah karya seni dari barang bekas.

Sehingga menjadi suatu keharusan untuk membangun Tanjungpinang dari sektor ekonomi dan bisnis.

Selagi masih muda, harus fokus mengembangkan bakat. Selain itu, memanfaatkan waktu untuk hal-hal positif seperti mengolah limbah menjadi karya seni bernilai tinggi.

Azman dan pelaku UMKM lainnya berharap, pemerintah dapat menggandeng pelaku usaha kecil untuk mengembangkan usaha mereka.

Sehingga produk dan hasil karya yang bernilai jual tinggi dapat dipasarkan secara meluas.

Tidak hanya itu, dengan adanya karya seni ini, dapat membuat wisatawan lokal dan mancanegara datang berkunjung ke Tanjungpinang.

Wisatawan ataupun masyarakat dapat membeli produk yang mempunyai nilai jual dan berseni ini, sebagai buah tangan. (Konten Foto)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *