Milky Way dan Indahnya Panorama Malam

Foto Milky Way di Busung, Bintan. (Heru Sukma)

kontenfoto.com – Milky Way adalah gugusan bintang atau hamparan galaksi di langit pada malam hari. Mari saksikan keindahan fenomena alam ini melalui fotografi.

Melalui fotografi bergenre Astrografi, kita dapat melihat dan menyaksikan keindahan alam semesta ciptaan Allah Yang Maha Kuasa.

Memotretnya cukup mudah. Namun seorang fotografer pemula wajib mengetahui teknik-teknik memotret Milky Way. Mari kita pelajari tekniknya bersama-sama.

1. Pemilihan Waktu dan Lokasi yang Tepat

Hal sederhana tapi sangat mempengaruhi hasil dari foto Milky Way yang kita dapatkan nantinya. Rinciannya seperti waktu dibagi tiga bagian yaitu :
a. Perkiraan cuaca. Pastikan hari dimana kita ingin memotret, tidak sedang keadaan berawan ataupun hujan. Jika cuaca seperti itu, maka tidak akan mendapatkan foto Milky Way.
b. Kalender Bulan. Waktu terbaik untuk memotretnya adalah saat bulan tidak ada atau kosong. Jika memaksa memotret, maka cahaya bulan akan menerangi langit dan hasilnya dapat ditebak, foto Milky Way tidak akan kelihatan jelas.

c. Jam Milky Way. Merupakan hal terpenting agar waktu kita tidak tebuang sia-sia. Fungsinya agar kita tau kapan Milky Way muncul.

Dari sudut arah mata angin mana, posisinya bagaimana, melintang ataukah tegak lurus. Dengan demikian, kita bisa menghemat waktu. Datang ke lokasi pemotretan, seting alat dan kamera, lalu motret.

Sedangkan lokasi, garis besarnya hanya satu yaitu cukup dengan survei lokasi pemotretan. Survei lokasi ini bertujuan agar kita mengetahui dimana nanti posisi Milky Way akan muncul.

Sehingga kita dapat menentukan apa yang akan kita jadikan objek dalam konsep foto Milky Way kita nantinya. Pastikan juga pemilihan lokasi, jauh dari pemukiman atau perkotaan.

Ini bertujuan meminimalisir polusi cuaca dari bias lampu-lampu. Selain itu agar foto yang dihasilkan dapat terlihat jelas dan terang.

Milky Way dan Indahnya Panorama Malam
Foto Milky Way di Busung Bintan. (Heru Sukma)

2. Mempersiapkan Peralatan

Kamera jenis apapun yang mampu melakukan shoot long exposure atau slow speed. Pastikan baterai kamera penuh dan memiliki baterai cadangan. Siapkan memory Class 10, agar kecepatan membaca lebih cepat.

Sehingga tidak terlalu lama menunggu hasil proses foto. Lensa dengan bukaan (diafragma) besar, agar hasilnya lebih maksimal. Gunakan tripot yg memiliki ball head, agar mudah mengoprasikannya jika berpindah-pindah posisi.

Remote Shutter atau intervalometer sebagai tambahan agar kamera tidak shake (goyang) saat menekan shutter kamera. Kemudian siapkan UV Filter yang berfungsi sebagai penghalau embun yang mengenai lensa secara langsung.

Lalu siapkan senter yang berfungsi sebagai alat penerang saat melakukan persiapan yang juga berfungsi untuk mencari fokus pada objek. Siapkan objek mainan untuk Foreground. Kain untuk menutupi kamera dan lensa dari embun.

Milky Way dan Indahnya Panorama Malam
Foto Milky Way di Busung Bintan. (Heru Sukma)

3. Setting Kamera

Mematikan atau off-kan fungsi Long Exposure Noise Reduction pada kamera. Kemudian setting Low pada High Iso Noise Reduction. Setting kamera pada manual mode.

Lensa pada kondisi manual,tidak auto focus, lalu set fokus lensa pada infinity. Selanjutnya gunakan file foto berbentuk RAW agar memudahkan dalam mengedit foto sebab sebagian besar foto akan gelap.

Pada setingan shutter speed, gunakan rumus Rule of 500. Shutter speed kamera tergantung pada berapa Focal Length lensa yang digunakan. Contoh menggunakan lensa Focal Length 24mm maka rumusnya adalah “500 : 24mm = 20,8″.

Jadi shutter speed adalah 20″-21”. Fungsi dari “Rule of 500″ ini adalah mencegah foto menjadi foto Star Trail, atau kondisi di mana Milky Way yang terekam bergerak atau bergeser seperti Star Trail.

Hal tersebut karena penggunaan Focal Length pada lensa yang terlalu jauh atau panjang dan Shutter Speed yang terlalu lama.

Contohnya menggunakan Focal Length 80mm pada lensa dengan Shutter Speed 30”, maka jelas hasilnya foto Milky Way akan menjadi foto Star Trail. Lalu jangan lupa menghitung Crop Factor pada kamera.

Setingan di atas merupakan setingan untuk kamera yang menggunakan sensor Full Frame.

Contoh hitungan Shutter Speed dengan sensor yang berbeda:
Full Frame pada Focal Length 24mm:  500 : 24 = 20,8 (20-21 detik). APS-C pada Focal Length 24mm:  500: (24 x 1,5) = 13,8 (13-14 detik).

Foto Milky Way di Busung, Bintan. (Heru Sukma)

Selanjutnya setting ISO tinggi pada kamera dan pastikan kita mengetahui dan mmenggunakan batas tinggi ISO kamera yang aman. Maksudnya aman walaupun menggunakan ISO tinggi dan tidak Over Noise.

Namun jika memang memaksa menggunakan ISO tinggi lalu Over Noise, seting saja High ISO Noise Reduction pada posisi High. Bisa menggunakan ISO 640 hingga 3600.

Gunakan diafragma terlebar dari lensa kamera. Hal ini bertujuan agar pencahayaan yang masuk dapat maksimal.

Contoh Kamera Nikon D700 Lensa 24-70mm F2.8. Shutter Speed pada posisi angka 41″. Diafragma 2.8 dan ISO 1600.

Demikianlah langkah-langkan sederhana memotret Milky Way untuk fotografer pemula. Selamat mencoba dan semoga berhasil. (*/kontenfoto)

Penulis: Yusnadi Nazar/Heru Sukma

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *