Monumen Tri Matra, Saksi Kejayaan Sistem Senjata TNI

Monumen adalah suatu jenis bangunan untuk memperingati atau mengenang suatu peristiwa yang dianggap penting.

Pembangunan monumen juga bertujuan untuk mengenang sejarah, warisan budaya atau untuk kepentingan arsitektur guna mempercantik tata kota.

Indonesia memiliki banyak monumen. Salah satunya yang sangat terkenal adalah Monumen Nasional (Monas) yang menjadi ikon Kota Jakarta.

Di Tanjungpinang juga terdapat sejumlah monumen. Salah satunya Monumen Tri Matra Tentara Nasional Indonedia (TNI) yang menampilkan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dari tiga angkatan.

Yuk kita bahas satu persatu, Alutsista yang ada di Monumen Tri Matra TNI di Dompak, Tanjungpinang.

Monumen Tri Matra, Saksi Kejayaan Sistem Senjata TNI
Tank AMX 13 TNI AD dipajang di Monumen Tri Matra Pulau Dompak Tanjungpinang. Kontenfoto/Yusnadi Nazar

Tank AMX 13 (TNI AD)

Tank AMX 13 merupakan salah satu Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) milik TNI Angkatan Darat (AD). Kendaraan lapis baja ini merupakan buatan Perancis produksi tahun 1952 hingga 1987.

Bertipe ringan dengan berat total 1,825 Kilogram (Kg) ini, bermesin SOFAM 8 Silinder Bensin 250 Hp serta menggunakan suspensi Tonsion Bar.

Berkecepatan maksimum 60 Kilometer per jam tersebut, juga memiliki daya jelajah hingga 400 Kilometer. Tank AMX 13 memiliki Canon sepanjang 4,54 meter dengan kaliber 75 milimeter.

Mengutip Wikipedia, Tank memiliki panjang 488 m, lebar 251 m serta tinggi 235 m. Senjata utama 75 mm Revolver Magazine dengan amunisi 32 butir, turut melengkapi kendaraan baja tersebut.

Memiliki senjata pelengkap yaitu senapan mesin 7,5 mm dengan amunisi 3,600 butir. Senjata pelengkap lainnya yaitu senjata antipesawat 7,62 mm (opsional) serta pelontar granat asap 2×2.

Mempunyai sejarah dan berjasa bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Reputasinya telah teruji. Salah satunya digunakan pada Operasi Seroja Timor Timur (saat ini negara Timor Leste) tahun 1975.

Sekitar tahun 1962, tank ini juga siap digunakan pada operasi militer penggabungan Irian Barat dan Indonesia yang dikenal dengan nama Operasi Tri Komando Rakyat (Trikora).

KRI Matjan Tutul TNI AL dipajang di Monumen Tri Matra Pulau Dompak Tanjungpinang. Kontenfoto/Yusnadi Nazar

KRI Matjan Tutul 602 (TNI AL)

Kapal Republik Indonesia (KRI) Matjan Tutul 602 merupakan salah satu Alutsista milik TNI Angkatan Laut (AL) pada zaman kemerdekaan. Kapal Cepat Torpedo kelas Jaguar merupakan buatan Jerman tahun 1957.

Berjenis tipe Motor Torpedo Boat (MTB), memiliki mesin empat mesin Diesel Mercedes Benz MB 51B, 3.000 Tenaga Kuda.

30 prajurit mengawaki kapal berbobot 183 ton dan 210 ton. Berdimensi panjang 42,6 m. Lebar 7,1 m. Draft 2,5 m dan  berkecepatan 42 Knot dan berdaya jelajah 500 mil laut tersebut,

Selain itu, meriam anti serangan udara kaliber 40 mm, Bofors yang terpasang di haluan dan buritan kapal melengkapi persentaan kapal.

Dua senapan mesin 12,7 mm yang terpasang di sebelah kiri dan kanan anjungan. Empat torpedo kaliber 53 mm melengkapi kapal tersebut.

Sejarah mencatat, Kapal perang ini memiliki reputasi tinggi dan sangat berjasa bagi NKRI. Salah satunya dalam pertemuran di Laut Arafuru pada Operasi Infiltrasi dalam rangka pembebasan Irian Barat pada 15 Januari 1962.

Saat itu, pesawat jenis Neptune milik Belanda yang tengah berpatroli mengetahui keberadaan kapal. Pesawat tersebut lalu melapor kepada kapal perang HRMS Eversten dan HRMS Kortenaer sehingga terjadilah pertemuran.

Komodor Yos Soedarso yang menjabat Deputi I Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), gugur bersama tenggelamnya KRI Matjan Tutul.

Pernah terlibat Operasi Waspada tahun 1960. Operasi Lumba-lumba dalam rangka latihan bersama AL dan Indian Navy (AL India) di Laut Jawa tahun 1961.

Pesawat tempur F-5 E Tiger TNI AU dipajang di Monumen Tri Matra Pulau Dompak Tanjungpinang. Katafoto/Yusnadi Nazar

F-5 E Tiger (TNI AU)

Pesawat tempur F-5 E Tiger, salah satu Alutsista milik TNI Angkatan Udara (AU). Pesawat tempur buatan Amerika Serikat tahun 1980 ini, bermesin 2 General Electric J-85-6E-21A Turbojet daya dorong 5000 lbs dengan afterburner.

Berbobot 11,193 Kg, memiliki rentang sayap 8,13 meter dan panjang badan 14,68 meter serta tinggi pesawat 4,07 meter.

Alutsista ini merupakan kekuatan Skuadron Udara Pangkalan Udara (Lanud) Iswahyudi ini memiliki sistem persenjataan.

Dua canon M-39A3 20 mm, lima Store Station 7000 lbs bomb atau rocket serta dua rudal AIM-9 P-2 Sidewider melengkapi persenjataan

Sejarah mencatat, pesawat tempur ini pernah terlibat dalam berbagai operasi militer. Pada 1981, melaksanakan Operasi Udara di Timor Timur. 1989 hingga 1992, melaksanakan Operasi Panah di Nanggroe Aceh Darrusalam (NAD).

Tahun 2003 melaksanakan Operasi Pemulihan Keamanan di NAD. 1981 hingga 2004, pernah melaksanakan Operasi Pengamanan Ibukota Jakarta. Di tahun 1999, melaksanakan Operasi Elang Sakti di Lanud Eltari Kupang Nusa Tenggara Timur.

Panglima TNI Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto meresmikan monumen di Pulau Dompak Tanjungpinang pada Oktober 2021 lalu. Monumen ini sebagai simbol keterpaduan TNI AD, TNI AL dan TNI AU.

Konsep Tri Matra dapat terwujud dengan memperkokoh interoperabilitas tiga angkatan guna merespon berbagai ancaman terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah serta keselamatan bangsa dan negara. (*)

Artikel ini Konten Foto rangkum dari beragam sumber

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *