
Bagi pembaca atau fotografer di Tanjungpinang yang ingin mengetahui sejarah foto jurnalistik, ayo kita simak penjelasan singkatnya.
Sejarah foto jurnalistik bermula dan berkembang pada akhir abad ke-19 ketika teknologi fotografi mulai berkembang.
Saat itu, surat kabar atau koran mulai memperhatikan potensi penggunaan fotografi dalam menggambarkan berita.
Merangkum berbagai sumber, pada tahun 1880-an, teknologi fotografi berkembang pesat. Fotografi menjadi semakin mudah dan terjangkau.
Sejarah foto jurnalistik juga bermula tahun 1890-an. Bermula dari fotografer jurnalistik Jimmy Hare asal Inggris.
Fotografer Jimmy berperan mendokumentasikan serta meliput perang Spanyol Amerika hingga akhir Perang Dunia I.
Baca Juga: Foto Jurnalistik, Menyampaikan Pesan dan Nilai Kejujuran
Pada saat yang sama, pers berita juga mulai berkembang dengan pesat. Kebutuhan menampilkan berita dengan cara yang lebih menarik mulai meningkat.
Selain itu, fotografer jurnalistik yang terkenal adalah Mathew Brady karena dokumentasinya tentang perang saudara Amerika.
Brady mempekerjakan sejumlah fotografer lainnya untuk membantunya dan pada akhirnya memproduksi lebih dari 10.000 foto yang mendokumentasikan perang.
Pada awal abad ke-20, koran mulai memperlihatkan foto-foto sebagai bagian dari liputan berita mereka secara rutin dan berkelanjutan.
Mengutip Wikipedia, pada 1947 Magnum Photos berdiri. Agensi foto pertama yang menyediakan foto jurnalistik dari berbagai belahan dunia.
Baca Juga: Belajar Fotografi Bersama Visual Storyteller Beawiharta
Pada 1959, National Geographic Magazine memasang foto pada sampul majalah yang berperan dalam kemajuan foto jurnalistik.
Hal ini memungkinkan orang untuk melihat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia, seperti perang dan bencana alam, melalui gambar yang terperinci.
Seiring berjalannya waktu, teknologi fotografi terus berkembang sehingga memungkinkan fotografer jurnalistik mengambil foto dalam situasi yang sulit.
Foto Jurnalistik pada Perang Dunia
Pada Perang Dunia II, fotografer seperti Robert Capa, W. Eugene Smith, dan Margaret Bourke-White ikut berperan mendokumentasikannya.
Mereka mengambil foto-foto yang mengekspos kengerian perang dan kondisi yang mengerikan di dalam kamp konsentrasi Nazi.
Dalam beberapa dekade terakhir, kemajuan teknologi digital telah mengubah cara pengambilan dan penyebaran foto jurnalistik.
Pengambilan sejumlah besar foto dan video pun dalam hitungan detik. Internet memungkinkan penyebaran berita ke seluruh dunia dengan cepat.
Namun, keahlian dan pengalaman fotografer tetap penting untuk mengambil foto yang efektif dan bermakna dalam menggambarkan peristiwa.
Baca Juga: Menjadi Fotografer Profesional, Giat Belajar Tekuni Teknik Fotografi
Jadi, foto jurnalistik adalah bagian penting dari jurnalisme. Selama bertahun-tahun, fotografer jurnalistik mendokumentasikan peristiwa penting.
Foto jurnalistik juga merupakan seni dan praktik mengambil foto-foto yang memberikan informasi yang relevan tentang suatu peristiwa atau fenomena.
Memberikan informasi kepada publik tentang dunia di sekitar mereka sehingga teknologi fotografi terus berkembang.
Namun, pentingnya keahlian dan pengalaman fotografer jurnalistik tetap relevan dalam era digital saat ini. (*)