Wadah kreativitas menjadi salah satu tempat bagi pelaku seni, budaya dan sosial untuk menuangkan ide, berkreasi dan berkarya.
Sehingga tidak bisa mengabaikan karya seni seseorang. Potensi untuk menjadi orang-orang yang kreatif harusnya mempunyai wadah kreativitas tersendiri.
Karena Indonesia khususnya di daerah-daerah memiliki begitu banyak seniman-seniman lokal untuk mengembangkan karya seninya.
Berlatarbelakang hal tersebut, para pecinta seni dan budaya pada salah satu kota tua di Pulau Bintan yaitu Kijang Kota, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, mendirikan sebuah komunitas.
Sehingga pada 2017, sejumlah pemuda Kijang Kota, kemudian berinisiatif membentuk Komunitas Seni Budaya (KSB) sebagai tempat silaturahim dan tempat bertukar pikiran.
Tak hanya itu, Komunitas Seni Budaya ini menjadi tempat menuangkan ide-ide kreatif menciptakan suatu karya demi kemajuan industri seni di Kijang Kota.
Selain itu, berdasarkan pengalaman para pemuda yang prihatin akan kurangnya apresiasi terhadap hasil karya seniman lokal. Maka terbentuklah wadah kreativitas ini.
Sehingga kehadiran KSB dapat membantu seniman yang memiliki potensi. Munculnya KSB membuat kekhawatiran apresiasi terhadap seniman lokal segera hilang dan sirna.
Selain sebagai tempat berkumpul, kaum muda juga berharap kehadiran Komunitas Seni Budaya juga turut membantu mengembangkan potensi seniman lokal.
Jika mendapat dukungan masyarakat, maka ide-ide segar dan sederhana dari seniman lokal, maka ide yang tertuang dapat berkembang dengan lancar.
Oleh karena itu, dukungan masyarakat akan meningkatkan kesejahteraan dan memajukan para seniman lokal yang ada di Kijang Kota.
Komunitas Seni Budaya Gelar Kegiatan Amal untuk Masyarakat
Sejak awal kemunculannya, Komunitas Seni Budaya mencuri perhatian para seniman musik, seniman puisi, fotografer hingga komunitas sosial di Bintan.
Tidak hanya bergerak di bidang seni, Komunitas Seni Budaya juga bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Tujuannya adalah untuk saling berbagi.
Founder Komunitas Seni Budaya Muhamad Nasrun, mengatakan Komunitas Seni Budaya, berdiri karena tidak adanya tempat seniman lokal Kota Tua untuk berkarya.
Lelaki yang akrab disapa Look Long ini bercerita, awalnya KSB berdiri karena adanya kesamaan visi dan satu hati berjiwa sosial dan seni musik.
Karena kesamaan itu, maka KSB pun memulai kegiatan bermusik (ngamen) meskipun dengan alat musik pinjaman dan sound seadanya.
KSB memulai dengan kegiatan musik amal mengumpulkan donasi untuk keluarga teman seperjuangan mereka yang telah tiada.
Sejak saat itu, kegiatan musik amal terus berlanjut karena mendapat respon sangat positif dan dukungan dari masyarakat Kijang Kota.
Selanjutnya, KSB juga pernah berkolaborasi menggelar kegiatan amal bersama komunitas lainnya seperti komunitas Jeep IOF serta komunitas motor di Bintan.
Minimnya acara-acara seni budaya di Kijang Kota, membuat seniman lokal tergerak untuk menggelar kegiatan musik amal kecil-kecilan dengan dana seadanya.
Meskipun demikian, dengan tekat dan semangat serta kreativitas yang kuat, KSB berhasil menggelar kegiatan musik Kilas Balik 20 Band Kijang.
KSB juga menggelar Pameran Fotografi lewat komunitas foto Mat Kodak. Pameran itu bertujuan untuk mengembangkan potensi pariwisata di Kijang Kota.
Sehingga dapat memperkenalkan berbagai cerita tentang Kota Tua kepada khalayak yang berkunjung ke Kijang Kota, Kabupaten Bintan.
KSB juga menggelar acara amal pembacaan puisi untuk Almarhum Abdul Muin, yang merupakan tokoh masyarakat dan sesepuh di Kijang Kota.
Melalui kegiatan musik dan sosial, anggota Komunitas Seni Budaya berharap perkembangan seni dan budaya Kota Tua terus berjalan lancar.
Menjadi wadah dan tempat berkumpul para seniman lokal guna berbagi pengalaman, menuangkan ide dan menjadi tempat saling berbagi antar sesama.
Sekedar infomasi, saat ini KSB beranggotakan Look Long alias Bang Michael, Jimi Lebay, Sandy Muse, Marco, Iman, Zuhri, Gandunk dan Yadi.
Selanjutnya, ada anggota lainnya yaitu Nukie, Rika, Arya, Hendri, Azman, Erlandi, Opek dan Ijunk Aja. (Konten Foto)